Kepopuleran kuliner Bali membuatnya digandrungi begitu banyak orang. Bahkan, beberapa di antaranya, seperti ayam betutu dan sambal matah, disajikan di sampai di luar pulau Bali sendiri.
Namun, di sisi yang lain, ada begitu banyak kuliner Bali yang sejatinya punya kekhasan dan daya tarik sendiri namun kurang begitu populer di masyarakat awam. Ada apa saja ya?
Blayag raja adalah kuliner khas Bali yang berasa dari desa Penglatan, Buleleng. Kuliner ini bisa dibilang merupakan ketupat lontongnya Bali karena mirip sekali dengan ketupat lontong yang dijajakan di berbagai tepat.
Makanan ini menggunakan bahan berupa nasi blayag yang dibuat dari ketupat dan disajikan dengan kacang komak dan berbagai sayuran lain. Semua bahan tersebut kemudian disiram dengan kuah kekuningan yang cukup kental yang diolah dengan bumbu rempah yang begitu khas dan kuat.
Selain blayag raja, lontong jukut serapah juga bisa disebut sebagai kembaran ketupat lontong. Pasalnya, kuliner tradisional dari Jembrana yang diwariskan turun-temurun ini menggunakan lontong yang dipotong-potong kecil berbentuk segitiga.
Namun, yang membedakan kuliner yang satu ini dari blayag raja dan ketupat lontong yang umum kamu temukan adalah penggunaan bahan dan kuahnya. Kamu bisa menemukan beberapa sayuran daun singkong, bayam, bunga pisang, dan daun pepaya.
Kuahnya juga terbilang beda. Kuah untuk kuliner ini dibuat dengan menggunakan telengis, yang merupakan hasil dari pengolahan minyak kelapa khas Bali. Telengis didapat dari penyaringan dari hasil pengolahan minyak kelapa dan punya warna yang cenderung keemasan dan tekstur yang kental.
Kalau kamu suka pecel atau urap dan kangen dengan makanan tersebut saat sedang di Bali, serombotan bisa jadi pelepas kerinduan kamu.
Serombotan sendiri sangat persis dengan pecel atau urap, dengan kemiripan yang bisa kamu lihat dari variasi sayuran yang dipakai. Meski begitu, jenis sayuran jadi pembeda serombotan dengan pecel atau urap.
Untuk mengolah serombotan, sayuran yang dipakai antara lain pare, bayam, toge, terong bulang, kacang panjang, buncis, sampai kangkung. Semuanya kemudian dicampur dengan bumbu khas Bali dan bumbu dari parutan kelapa. Lalu, kedelai goreng dan kacang tanah hadir sebagai pelengkap.
Mencari yang pedas-pedas di Bali? Nasi tepeng bisa jadi salah satu alternatif buat kamu!
Kuliner nasi yang umum dinikmati sebagai sarapan ini dikenal karena cita rasanya yang pedas. Cita rasa pedas ini berasal dari penggunaan rempah yang cukup kuat dan satu bahan lain, yakni lada.
Keunikannya nggak hanya berhenti sampai di situ. Nasi yang digunakan sebagai bahan nasi tepeng memiliki tekstur yang cenderung lembek. Walau begitu, cita rasanya cenderung gurih karena diolah dengan santan dan kemudian dicampur dengan bumbu berupa garam, daun salam, dan kunyit.
Untuk lauknya sendiri, kamu bisa menikmati beragam pilihan lauk seperti suwiran ayam, kacang panjang, kacang merah, terong, dan daun nangka. Semuanya disajikan dengan nasi yang diolah dengan gurih dan pedas dan disajikan di atas daun pisang.
Kalau kamu ke kawasan Ubud, kuliner bebek mungkin akan jadi pilihan yang nggak boleh dilewatkan. Namun, jangan lupa juga coba sate kakul yang begitu khas dan menarik.
Sate kakul menggunakan daging dari hewan yang cukup nggak lazim, yakni daging dari siput atau keong sawah. Dagingnya yang lembut dan kenyal kemudian dicampur dengan bumbu yang terdiri dari kecap manis, kemiri, saus tiram, tomat, dan sereh sebelum dibakar jadi sate.
Sedapnya sate kakul ini semakin lengkap saat seporsi sate kakul ditemani bumbu kecap manis sederhana yang biasa kamu rasakan saat menikmati ikan bakar.
Walau sempat kurang dikenal, kuliner ini perlahan mulai banyak dikenal dan dinikmati wisatawan mancanegara.
Pulau Dewata punya bubur ayam versinya sendiri dalam bentuk bubur mengguh.
Secara kasat mata, bubur mengguh memang terlihat nggak jauh berbeda dari bubur ayam. Tapi, ketika kamu mulai pertama kali mencicipi bubur mengguh, terasa sekali bubur khas Buleleng ini punya dua perbedaan.
Pertama, kamu akan langsung tahu betapa gurih dan nikmatnya bumbu yang digunakan di bubur mengguh. Bumbu yang digunakan terdiri atas kuah kaldu ayam bertekstur kental dengan campuran garam, bawang putih, bawang merah, kemiri, merica, dan ketumbar, yang kemudian dicampur dengan kaldu bubuk, daun salam, dan lengkuas.
Kedua, bubur mengguh disajikan dengan urap sebagai lauk sampingannya. Hal ini bikin pengalaman makan bubur mengguh jadi lebih beda dan khas.
Mendengar kata rujak, maka tentunya kamu akan mulai membayangkan variatifnya buah-buahan yang dipakai. Uniknya, kalau kamu disajikan rujak bulung, kamu nggak akan menemukan satu buah pun di dalamnya.
Rujak bulung memang terbilang beda dari rujak pada umumnya. Ketika rujak lain biasanya memakai buah-buahan, rujak ini menggunakan rumput laut yang jenisnya nggak sembarangan, yakni bulung atau rumput laut boni yang rantingnya hijau terang.
Di samping itu, rujak bulung disajikan dengan menggunakan kuah pindang, parutan lengkuas, dan parutan kelapa. Bumbu yang digunakan cenderung sederhana, yakni bumbu yang dibuat dengan campuran garam, terasi, cabai, dan gula.
Dengan kombinasi berbagai faktor unik di atas, rujak bulung jadi kuliner khas Bali yang punya cita rasa yang kaya dan variatif. Kamu bisa menikmati manis pedasnya bumbu rujak, gurihnya kuah pindang, dan bulung yang begitu segar.
Nasi sela bukanlah kuliner nasi pada umumnya. Pasalnya, kuliner nasi ini menggunakan ubi untuk dicampur dengan nasi yang dibuat dari beras.
Kisah lahirnya nasi sela sendiri cukup menarik. Kuliner ini lahir karena kondisi ekonomi yang sulit di Bali yang membuat masyarakat Bali sulit memperoleh beras karena kelangkaannya waktu era 1970-an.
Kini, image nasi sela sudah berubah. Kuliner ini tersebut, walau belum terlalu populer, mulai dinikmati berbagai kalangan. Buat sebagian orang, campuran ubi dan nasi cepat mengenyangkan, terlebih lagi dipadu lauk lain, seperti udang kecil, suwiran ayam, pindang tongkol, dan jukut kacang panjang.
Walau namanya jejeruk, kamu nggak akan menemukan banyak buah jeruk di dalam kuliner ini.
Jejeruk adalah kuliner khas Bali yang menggunakan jamur tiram sebagai bahan utamanya. Jeruk yang dipakai pun hanyalah jeruk limau sebagai campuran bumbu-bumbu lain, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri, lengkuas, kunyit, jahe, kencur, dan cabai.
Alhasil, cita rasa rempah di kuliner ini terasa begitu kuat.
Itulah 9 kuliner khas Bali yang belum terlalu populer namun punya cita rasa yang khas dan nikmat serta layak kamu coba.
Ketika di Bali, jangan lewatkan semua makanan di atas ya! Jangan hanya nikmati sambal matah, ayam betutu, atau bebek goreng saja ya!