Kekayaan kuliner khas Bali lebih dari sekadar nasi campurnya yang variatif sampai biji kopinya yang khas. Bali juga punya teknik memasak yang khas di tengah-tengah kekayaan kulinernya yang mulai mendunia.
Menariknya, teknik memasak tersebut sudah eksis sejak lama di dunia kuliner Bali. Teknik memasak yang satu ini umum disebut sebagai teknik memasak slow cook karena butuh durasi dan proses yang lama.
Kali ini, kita akan berkenalan dengan teknik memasak timbungan!
Teknik memasak timbungan bukanlah teknik memasak sembarangan. Teknik memasak ini sudah dipakai sejak zaman kerajaan kuno Bali. Salah satu kuliner yang diracik dengan teknik memasak ini, yakni bebek timbungan, bahkan disebut-sebut sebagai kuliner tertua di Pulau Dewata.
Teknik memasak timbungan dikenal karena membutuhkan proses dan durasi yang lama, yakni selama 12 jam! Namun, di balik lamanya durasi memasak tersebut, ada kekhasan yang nggak bisa didapatkan dari teknik memasak lain.
Sumber: Beritabali.com
Teknik memasak timbungan menggunakan bambu muda yang digunakan sebagai wadah untuk hidangan (Biasanya daging bebek atau unggas) dan bumbu. Wadah tersebut kemudian dipanaskan dengan api kecil, membuat kematangannya dan bumbunya terus merata dan meresap seiring waktu berlalu.
Efeknya, hidangan yang diolah dengan teknik memasak ini cenderung punya cita rasa yang begitu merata dengan daging yang begitu lembut.
Di balik keunikan dari teknik memasak ini, tersimpan kenyataan yang cukup pahit: Teknik memasak timbungan kini sudah mulai jarang digunakan.
Bukan hanya karena durasinya saja yang begitu lama, namun prosesnya pun cukup rumit. Akibatnya, semakin sedikit orang yang mau menggunakan teknik memasak ini untuk mengolah makanan.
Kalau kamu memang ingin melihat hidangan yang diolah dengan teknik memasak timbungan, kamu bisa menemukannya saat upacara Hari Raya Galungan. Pada momen tersebut, mayoritas masyarakat Bali menggunakan teknik memasak ini untuk menyajikan hidangan.