Setiap kali mampir ke warung soto, kamu mungkin akan selalu menemukan mangkok bergambar ayam sebagai wadah sajinya.
Uniknya, pemandangan ini nggak akan kamu temukan di warung yang akan kita bahas kali ini. Di warung Soto Bumbung Mbok Rene, kamu bisa menikmati seporsi soto yang disajikan dengan wadah saji yang cukup unik. Seperti apa?
Di Jalan Raya Cawas-Bayat, Kabupaten Klaten, berdiri sebuah warung soto sederhana yang sepertinya nggak terlalu menarik mata. Ketika mampir ke dalam, barulah kamu akan merasakan sesuatu yang berbeda di sini.
Seporsi soto yang kamu pesan tiba di depanmu dan tersaji bukan dalam mangkok keramik putih bergambar ayam yang seringkali kamu temukan. Di sini, soto disajikan dalam mangkok bambu.
Hal ini pula yang membuat soto di sini dinamakan soto bumbung. Bumbung sendiri dalam pemahaman orang Jawa tengah merupakan bambu yang dipotong.
Warung yang didirikan oleh pasangan suami istri Jaelani dan Roni Asih ini awalnya membuka toko kelontong, namun cukup sepi pembeli. Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mencoba usaha kuliner. Bermodalkan resep yang dipelajari Roni Asih di Internet, merekapun memberanikan diri.
Meski begitu, resep yang dipelajari nggak serta-merta ditiru mentah-mentah begitu saja. Roni Asih melakukan penyesuaian rasa agar sesuai dengan seleranya.
Kemudian agar memberikan kesan berbeda, wadah saji yang digunakan pun diputuskan untuk berbeda pula, yakni menggunakan bambu petung.
Sumber: Indozone Food
Bila dilihat, soto yang disajikan tampak seperti soto pada umumnya. Di dalam seporsi soto, terdapat suwiran daging ayam kampung, bihun, daun bawang, bawang goreng, dan toge atau kecambah. Semuanya kemudian disiram kuah kaldu yang berwarna kuning kecokelatan.
Bila pengunjung ingin menambah lauk, warung ini menyediakan tambahan lauk berupa sate usus, sate telur puyuh, gorengan berupa tempe dan tahu, dan kerupuk.
Cita rasa sotonya cukup terasa. Daging ayamnya pun terasa begitu empuk dan menggiurkan. Semua inipun naik level berkat wadah bambu yang digunakan.
Penggunaan wadah bambu membuat suhu panas soto tetap terjaga. Menariknya, ketika diangkat, suhu panas tidak terlalu menembus ke bagian luar dari mangkok bambu. Alhasil, kamu bisa memegang dan mengangkatnya tanpa takut kepanasan.
Selain itu, dengan mangkok bambu, cita rasa soto pun dianggap jadi lebih khas dan alami, membuat rasanya secara keseluruhan berbeda dengan berbagai soto lainnya.
Seporsi soto bumbung ini bisa kamu nikmati dengan selembar uang Rp5.000. Nikmat, unik, dan sangat terjangkau. Kamu akan sulit untuk menemukan kuliner yang begitu unik dengan harga semurah ini.
Kalau kamu sedang bepergian ke luar kota atau sedang di Klaten, jangan sungkan untuk mampir ke warung yang ada di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten ini.
Kamu lagi cari tempat yang nyaman untuk menyelesaikan seluruh tugas kantormu? Atau cari wifi yang kenceng biar meeting online-mu lancar? Jangan khawatir! Di Tangerang sudah banyak Coffee Shop yang siap memanjakan kamu dengan makanan dan minuman yang enak dan pastinya suasana yang mendukung untuk kamu bekerja dari cafe. Mau tahu lebih lanjut? Yuk, intip daftar cafe di Tangerang yang bisa kamu kunjungi!
Baca selengkapnyaSuka kebingungan sama istilah cafe dan coffee shop? Begini perbedaan di antara keduanya!
Baca selengkapnyaJangan khawatir kalau dapat review atau ulasan negatif. Dengan 3 cara sederhana ini, kamu siap menanganinya!
Baca selengkapnya