Jawa Timur menyimpan segudang tujuan wisata kuliner yang nggak boleh diremehkan.
Salah satu tujuan wisata kuliner tersebut bisa kamu temukan di kota yang punya slogan Kota Pendekar, Madiun.
Wisata kuliner yang satu ini akan membawa kamu serasa kembali ke Jawa zaman dulu. Mari intip seru dan nikmatnya wisata kuliner di Pasar Pundensari!
Setiap desa wisata memiliki daya tariknya sendiri, tidak terkecuali dengan desa Gunungsari yang ada di Madiun.
Namun, berbeda dengan berbagai desa wisata lainnya, desa Gunungsari punya Pasar Pundensari untuk jadi magnet bagi wisatawan lokal maupun dari luar daerah.
Bila dilihat secara sekilas, Pasar Pundensari tergolong cukup unik. Pasar ini dirancang dengan dekorasi dan atmosfer yang kental akan unsur kebudayaan dan tradisi Jawa.
Saat kamu pertama kali menjejakkan kaki di depan pintu masuk pasar ini, kamu seperti masuk mesin waktu dan terasa seperti berada di tengah-tengah Jawa zaman dulu.
Setiap pedagang di pasar ini mengenakan pakaian tradisional Jawa dan berdagang di bawah saung-saung bambu. Mereka menjajakan berbagai sajian khas Jawa seperti es cendol, nasi pecel, sate tahu, es dawet, klepon, gempol, sampai dengan sego brokohan.
Suasana pun semakin terasa tradisional berkat iringan tembang Jawa yang dimainkan selama pasar dibuka. Pengunjung pun bisa menikmati jajanan dengan suasana yang bersahaja dan santai.
Yang menarik dari pasar ini adalah mata uang yang digunakan. Setiap pengunjung harus menukarkan uang kertas yang dibawanya dengan duit pering untuk bertransaksi di pasar ini.
Duit pering ini merupakan uang koin yang terbuat dari bambu dan punya beragam warna. Pecahannya pun juga bervariatif, mulai dari pecahan Rp2,000 sampai dengan Rp20,000. Bila masih tersisa, kamu bisa menukarkan kembali duit pering ini dengan uang Rupiah.
Sumber: Kemenparekraf
Lahirnya Pasar Pundensari digagasi oleh Kelompok Sadar Wisata Desa Gunungsari. Mereka ingin menghidupkan gairah ekonomi lokal yang kreatif namun ingin agar gagasan mereka juga bisa ramah lingkungan. Alhasil, lahirlah Pasar Pundensari.
Ya, Pasar Pundensari memang dibangun dan dikembangkan dengan ramah lingkungan sebagai salah satu konsepnya dan hal ini bukan gimmick semata.
Ketika mengunjungi Pasar Pundensari, pengunjung tidak disediakan kantong plastik sekali. Alhasil, pengunjung harus membawa tas atau wadah makan pribadi apabila ingin membawa pulang sajian yang ada di sana.
Tidak hanya itu, di sini, setiap jajanan disajikan dengan bahan dari alam, misalnya daun pisang, daun jati, sampai batok kelapa dan gerabah yang dibuat dari tanah liat. Namun, keunikannya pun tidak berhenti sampai di situ.
Karena ingin mendorong ekonomi lokal yang kreatif, pengelola sadar bahwa mereka juga harus kreatif dan terus mencari ide yang segar untuk diterapkan. Hal ini semata-mata untuk membuat pasar ini tetap menarik dan pengunjung tidak bosan.
Alhasil, setiap kali ke Pasar Pundensari, pengunjung akan disuguhkan dengan berbagai macam hiburan dan event, seperti live music, tarian adat, pertunjukan tradisional dari warga lokal, dan photo spot yang instagrammable.
Pasar Pundensari bisa kamu kunjungi hanya di hari Minggu saja dan buka mulai pukul 06.00 - 11.00. Penasaran untuk nikmati jajanan khas Jawa di tengah pasar yang asri dan tradisional?