Pusing karena penjualan di restoran kamu nggak maksimal?
Hal ini bisa dikarenakan kamu memiliki sebagian menu yang performa penjualannya kurang baik.
Agar kamu bisa meraih performa penjualan yang maksimal, cobalah pakai minimum viable menu di restoran kamu!
Minimum viable menu adalah menu restoran yang berisi hanya makanan dan minuman yang memang jadi best seller dari restoran kamu.
Karena berisi hanya berbagai menu yang masuk kategori best seller, ukuran menu pun jadi lebih sedikit dan memudahkan pelanggan untuk memesan dengan cepat.
Minimum viable menu dirancang khusus untuk bikin pendapatan di restoran jadi lebih maksimal dengan jumlah menu yang sedikit.
Artinya, restoran kamu bisa fokus hanya untuk membuat menu-menu best seller saja. Hal ini berbanding terbalik dengan menu konvensional yang umumnya memiliki menu best seller sampai dengan yang jarang terjual.
Sumber: Unsplash
Salah satu efek terbesar dari memakai minimum viable menu untuk restoran adalah kamu bisa memaksimalkan penjualan menu kamu.
Hal ini dikarenakan fokus penjualan yang lebih mengerucut, yakni menu-menu best seller saja yang sudah pasti jadi disukai dan dikenali oleh para pelanggan kamu.
Nggak hanya dari segi penjualan, operasional kamu pun jadi lebih cepat dan mudah dikerjakan.
Pasalnya, kamu hanya butuh sedikit waktu untuk melakukan persiapan sampai mengolah setiap menu hingga sampai ke tangan pelanggan. Waktu tunggu jadi lebih cepat dan pelanggan bisa segera menikmati pesanannya tanpa harus menunggu lama.
Efek lainnya yang bisa kamu rasakan dari hadirnya minimum viable menu adalah menurunnya ongkos bahan baku yang digunakan.
Karena jumlah menu sudah dikurangi dan dikerucutkan, kamu tentu hanya membutuhkan sedikit bahan baku saja, apalagi kalau kamu punya beberapa menu best seller yang menggunakan bahan utama yang sama. Nggak perlu lagi buang-buang uang untuk banyak bahan baku.
Untuk membuat minimum viable menu kamu, mulailah dengan mempelajari dan menganalisa penjualan dari setiap menu yang ada di restoran kamu.
Dari data yang kamu punya, kamu bisa menemukan mana menu yang masuk kategori best seller, terjual nggak terlalu banyak, sampai jarang terjual.
Selanjutnya, kamu bisa memilah setiap menu berdasarkan beberapa kategori penjualan.
Namun, nggak berhenti sampai di situ, kamu perlu mulai menghitung biaya atau cost dan bahan baku yang dibutuhkan untuk membuat setiap menu.
Idealnya, kamu perlu mencari menu best seller dengan cost yang rendah namun punya margin keuntungan tinggi.
Setelah memperoleh data dan informasi yang sebelumnya telah kamu kumpulkan, kamu bisa mulai memilih menu mana saja yang layak masuk ke dalam minimum viable menu kamu.
Minimum viable menu kamu nggak akan bertahan selamanya. Kamu harus terus menguji dan melakukan evaluasi terkait dengan performanya.
Apabila ada beberapa menu yang penjualannya sudah memburuk, itu artinya kamu harus mencari menu baru kembali yang berpotensi menjadi best seller. Kamu bisa meminta feedback pelanggan kamu dan mencari tahu menu seperti apa yang bisa dimasukkan ke minimum viable menu kamu.