Tromates, apa kalian pernah mengunjungi sebuah destinasi kuliner - entah itu warung makan atau restoran - yang ternyata memasak berbagai sajiannya dengan menggunakan arang atau kayu bakar, alih-alih kompor gas? Biasanya, terdapat berbagai alasan di balik warung makan atau restoran, dalam memanfaatkan arang atau kayu bakar sebagai "senjata" utamanya dalam memasak. Ada yang mengatakan bahwa arang menghasilkan cita rasa sajian yang lebih tradisional. Ada pula yang menyebutkan bahwa makanan yang dimasak dengan arang memiliki rasa yang lebih beda dan lebih nikmat bila dibandingkan dengan makanan yang dimasak dengan api dari kompor gas.
Apa memang benar begitu? Pembahasan kali ini akan membawa kami jadi lebih tahu dan paham tentang bagaimana arang bisa mengubah kenikmatan sebuah sajian!
Sumber: Freepik.com
Taste of Home punya penjelasan tersendiri terkait penggunaan arang ketika memasak.
Yang membuat bahan masak yang satu ini jadi primadona adalah bahwa arang mampu mencapai suhu yang sangat tinggi ketika dibakar. Suhu yang dihasilkan dari pembakaran ini akan menyebabkan makanan yang dimasak mengeluarkan tetesan kaldu.
Akibatnya, tetesan kaldu akan terkena suhu yang sangat tinggi dan menyebabkan tetesan tersebut semakin meresap dan "menyelimuti" sajian yang sedang dimasak hingga ke dalam-dalamnya. Untuk makanan yang dibakar atau dipanggang, maka tetesan kaldu tersebut akan jatuh ke bara api yang ada di arang dan bercampur dengan asap pembakarannya. Alhasil, tetesan kaldu tersebut terangkat bersama asap khas pembakaran.
Sementara itu, terkait dengan penggunaan kayu sendiri, kamu akan mendapatkan aroma khas pembakaran yang bercampur dengan aroma makanan yang kamu sajikan.
Cita rasa khas pembakaran kayu ini, menurut Coal Hut, bersumber dari struktur kayu yang mengandung berbagai bahan dan unsur alami dari tanah. Akibatnya, ketika dipanaskan dan berkombinasi dengan makanan, cita rasanya pun begitu khas dan wanginya begitu aromatik.
Namun, penggunaan kayu sendiri nggak bisa sembarangan. Pemilihan kayu yang kurang tepat atau asal-asalan justru berpotensi menimbulkan rasa makanan yang kurang nikmat. Penggunaan kayu bakar yang berasal dari pohon buah atau sayur-sayuran akan menghasilkan rasa yang berbeda.
Untuk itu, sebuah tempat makan atau restoran yang memilih menggunakan kayu bakar harus memahami ciri dan kualitas setiap kayu yang akan digunakan. Semakin baik kualitas kayunya, maka cita rasanya pula akan semakin baik.
Di samping mampu menciptakan cita rasa yang unik melalui karakteristiknya yang begitu berbeda, arang dan kayu juga memiliki kelebihan lainnya yang jadi pertimbangan untuk digunakan untuk digunakan di rumah makan atau restoran.
Pertama, arang dan kayu adalah sumber daya alam yang tergolong murah. Harganya yang terjangkau nggak akan memberatkan biaya operasional sebuah rumah makan atau restoran. Alhasil, restoran tersebut pun nggak perlu bergantung terhadap gas tabung yang harganya kadangkala mengalami fluktuasi alias naik turun.
Kedua, arang dan kayu memiliki keberadaan yang cukup melimpah. Sebuah rumah makan atau restoran pun bisa mendapatkannya dengan mudah. Arang dan kayu bakar biasanya dengan mudah dapat ditemukan di pasar tradisional.
Jadi, ada begitu banyak alasan sebuah rumah makan atau restoran menggunakan arang dan kayu. Karakteristiknya yang begitu khas mampu menciptakan rasa makanan yang lebih beda dan mampu mengeluarkan aroma yang memikat. Selain itu, kelebihan lain seperti harganya yang terjangkau dan kemudahan mendapatkannya membuat banyak rumah makan atau restoran, terutama yang berfokus pada masakan tradisional, menggunakan kedua bahan alami ini.