Buat orang-orang yang mudah mengantuk atau pecinta kopi sejati, kopi adalah bagian dari keseharian yang nggak akan pernah lepas. Setidaknya, sehari harus ada segelas kopi di atas meja, apapun itu kopinya. Apalagi, budaya ngopi di Indonesia sendiri sudah melekat dengan kuat dan jadi budaya yang kental, baik saat sedang bekerja, bersantai, maupun nongkrong. Kalau nggak minum kopi, rasanya seperti ada yang kurang dan hari seperti menjadi hampa.
Nah, di bulan puasa seperti sekarang, para penikmat kopi pun ingin tetap menikmati minuman kesayangannya. Jika kamu salah satunya, maka ada baiknya untuk jangan membawa kebiasaan ngopi sebelum puasa ke saat berpuasa. Mengapa begitu?
Ada beberapa alasan buat kamu para pecinta kopi untuk nggak membawa kebiasaan ngopi lama ke bulan puasa: Pertama, kopi punya sifat diuretik, yang artinya kopi bisa meningkatkan produksi urine dan menyebabkan dehidrasi. Kedua, minum kopi yang terlalu banyak akan menimbulkan sakit kepala, jantung berdebar, asam lambung, dan tentu saja, kesulitan tidur. Selain itu, jika kopi yang diminum memiliki gula tambahan, kadar gula darah kamu akan berpotensi melonjak.
Beberapa alasan di atas mestinya diperhatikan ketika kamu akan membawa kebiasaan ngopi ke momen puasa. Kamu harus mengubah sedikit kebiasaan ngopi kamu di bulan puasa ini. Lantas, gimana baiknya agar kamu bisa tetap ngopi di bulan puasa dengan nyaman dan aman?
1. Ngopi di Waktu yang Tepat
Saat bulan puasa, sangat disarankan untuk menggeser waktu ngopi kamu ke saat berbuka puasa, tepatnya 1 - 2 jam setelah kamu berbuka atau menjelang malam hari. Pastikan perut telah terisi dan barulah kamu bisa ngopi dengan aman dan nikmat. Jika kamu memilih untuk ngopi saat sahur, efek diuretiknya bisa memengaruhi tubuh kamu. Kamu malah akan mengalami dehidrasi selama menjalankan puasa dan hal ini jadi sangat mengganggu kamu.
2. Pilih Kopi Berkafein Rendah
Selain mengubah waktu ngopi, cobalah untuk mengubah pilihan kopi yang biasa kamu nikmati dengan memilih kopi dengan kandungan kafein rendah. Kalau kamu penikmat kopi robusta, berpindahlah sementara ke kopi arabika yang lebih rendah kafein. Kopi arabika, selain memiliki kafein yang lebih rendah, juga memiliki rasa yang lebih variatif, meski cenderung lebih asam di lidah. Selain kopi arabika, kamu juga bisa menikmati kopi decaf yang punya sebutan lain kopi tanpa kafein. Meski begitu, kopi decaf tetap mengandung kafein. Hanya saja, kandungan kafeinnya sangat sedikit bilang dibandingkan kedua kopi sebelumnya.
Kopi berkafein rendah membantu meminimalisir risiko dan efek samping yang mungkin terjadi ketika kamu mengonsumsi kafein secara berlebihan. Berbagai efek samping yang mungkin dialami antara lain sakit kepala, maag, hingga gangguan pencernaan. Demi menghindari hal ini, memilih kopi berkafein rendah bisa jadi alternatif yang pas untuk ngopi saat bulan puasa.
3. Perhatikan Porsinya
Meski sudah memilih kopi dengan tingkat kafein yang rendah, jangan lupa juga untuk memperhatikan porsi kopi yang diminum. Kopi dengan gelas atau porsi kecil setelah mengisi perut saat buka puasa sudah cukup kok. Kalau kamu kebanyakan ngopi, nggak hanya efek samping kopi yang memengaruhi kesehatan kamu, tapi juga bikin menurunkan kualitas tidur kamu. Padahal, kamu harus bangun subuh saat sahur. Jangan bikin sahur kamu jadi nggak menyenangkan hanya karena kualitas tidurmu yang kurang ya, food lovers!
Kamu para pecinta kopi, yuk perlahan ubah kebiasaan ngopi kamu selama bulan puasa. Jangan sampai kamu membawa kebiasaan ngopi lama yang berpotensi mengganggu jalannya kegiatan berpuasa kamu ya!