Kalau kamu sedang bersantai atau bermain di depan rumah, ada begitu banyak penjaja makanan yang lewat dengan gerobaknya. Salah satu dari penjaja makanan tersebut punya ciri khas tersendiri: Ketika lewat, selalu ada suara uap khas yang cenderung nyaring.
Inilah penjaja makanan khas Indonesia yaitu kue putu.
Baru-baru ini, kue putu berhasil masuk ke dalam daftar 50 kue terbaik di dunia versi TasteAtlas. Hal ini tentunya merupakan sebuah hal yang membanggakan dan menunjukkan bahwa kekayaan kuliner khas Indonesia mampu unjuk gigi di kancah dunia dan nggak kalah nikmat dari berbagai kue lain yang ada di dunia.
Kali ini, untuk merayakan prestasi tersebut, mari kita menyelami kisah dan sejarah kue putu dan apa keistimewaannya sehingga kue ini bisa masuk dalam daftar 50 kue terbaik dunia!
Ada tiga sumber cerita terkait asal-usul kue putu.
Sumber pertama yaitu berasal dari artefak era Dinasti Ming. Artefak yang tersimpan di China National Silk Museum ini menyebutkan bahwa kue putu di cina memiliki nama Xianroe Xiao Long yang berarti kue tepung beras dengan isian kacang hijau lembut dan dimasak menggunakan cetakan berbentuk bambu.
Sementara itu, sumber kedua menyebutkan bahwa kue putu lahir pada tahun 1630 di desa Wanamarta, Jawa Timur. Saat itu, Ki Bayi Panurta meminta para santrinya untuk menyediakan makanan untuk sarapan di pagi hari. Kue inilah yang kemudian dijadikan camilan untuk sarapan.
Sumber terakhir, yaitu Serat Centhini, yang merupakan salah satu karya sastra besar yang berisi seluruh ilmu pengetahuan dan kebudayaan masyarakat Jawa. Dalam Serat Centhini, nama kue putu disebutkan di 1814 sebagai salah satu camilan di masa Kerajaan Mataram.
Berbagai sumber di atas menunjukkan bahwa kue putu telah ada sejak lama dan sudah menghiasi khazanah kuliner Indonesia dalam waktu yang begitu lama.
Selain suara uapnya yang seperti peluit ketika dikukus yang tentu saja memorable, kue putu dikenal punya rasa yang begitu manis, gurih, dan terdapat sedikit rasa asin dari parutan kelapanya. Rasanya pun jadi bervariasi dan kaya dalam satu gigitan.
Menariknya, kue putu nggak hanya punya satu jenis saja. Ada banyak variasi kue putu, antara lain putu mayang (Berbentu seperti mie dan disajikan bersama gula jawa cair), putu ayu (berbentuk seperti kembang dan memiliki lubang di tengah seperti donat), putu bugis (Dibuat dengan tepung ketan dan memiliki warna yang agak kecokelatan), dan putu pesse (Dibuat dari campuran tepung ketan, parutan kelapa, dan gula merah halus dan nggak dikukus).
Salah satu fakta menarik lainnya adalah bahwa kue putu memiliki singkatan yang unik, yaitu "Pencari Uang Tenaga Uap". Hal ini merujuk kepada para penjaja kue putu yang memasaknya dengan cara dikukus dengan uap dan menghasilkan suara layaknya peluit.
Kue yang keberadaannya mulai jarang ditemukan ini sudah sepatutnya kita lestarikan sebagai salah satu warisan kuliner khas Indonesia. Jangan sampai kue manis yang cocok untuk menemani momen bersantai dan berkumpul ini punah. Apalagi, kue ini sudah diakui sebagai salah satu kue terbaik di dunia.