Sampah makanan adalah salah satu isu dan permasalahan yang begitu darurat untuk berbagai industri saat ini, khususnya industri kuliner. Terlebih lagi, menurut Waste and Resources Action Programme, sebanyak 400.000 ton sampah makanan dihasilkan setiap tahunnya. Angka ini tentunya bukan angka yang kecil, mengingat sampah makanan adalah indikasi bahwa bahan makanan nggak digunakan dan dikonsumsi secara maksimal dan hal ini tentunya membahayakan lingkungan dan juga, keuangan bisnis kamu.
Untuk itu, demi mengurangi sampah makanan di restoran kamu, kami punya 7 tips singkat ini agar kamu bisa mengurangi sampah makanan yang menumpuk di restoran kamu!
Sumber: Freepik.com
Sesuai namanya, sistem FIFO (First In, First Out) adalah sistem yang membantu kamu untuk menggunakan terlebih dahulu bahan baku yang pertama kali dibeli.
Dengan sistem FIFO, bahan baku lama yang masih layak pakai bisa digunakan dengan baik dan nggak menumpuk jadi sampah serta dibiarkan jadi kadaluarsa.
Terkadang, salah satu hal yang menyebabkan kamu membuang bahan makanan di restoran kamu (bahkan secara nggak sengaja) adalah karena minimnya informasi soal tanggal kadaluarsa bahan makanan yang kamu simpan.
Agar masalah ini bisa terselesaikan, label khusus yang berisi informasi tentang tanggal kadaluarsa produk bisa membantu kamu untuk mengelompokkan mana bahan makanan yang masih layak pakai dan sudah lewat tanggal kadaluarsanya.
Untuk mengetahui apa saja dan berapa banyak bahan makanan yang, kamu perlu melakukan auditing khusus bahan makanan yang menjadi sampah di restoran kamu. Kamu perlu menggolongkannya ke beberapa kategori. Kamu perlu melakukan pemilahan dan lihat hasilnya agar dapat menentukan mana sampah makanan terbanyak yang dihasilkan restoran kamu.
Dari hasilnya, kamu bisa mengambil keputusan terkait bahan makanan yang kamu punya.
Salah satu cara termudah untuk mengurangi sampah makanan adalah dengan mengolahnya menjadi bahan ramah lingkungan seperti pupuk kompos. Nggak hanya berhasil mengurangi sampah makanan, kamu pun juga berhasik memberikan dampak yang positif untuk lingkungan melalui produk pupuk kompos.
Beragam bahan makanan seperti bubuk kopi, sayuran dan buah-buahan sisa, dan produk roti sisa bisa diolah untuk menjadi pupuk kompos yang dapat kamu gunakan untuk menyuburkan tanah atau kebun, terlebih lagi jika restoran kamu punya kebun sendiri.
Sampah makanan nggak hanya bersumber dari kamu sebagai pemilik restoran, tetapi juga dari keteledoran pemasok bahan baku restoran kamu. Hal ini terjadi misalnya karena kerusakan dalam packaging atau pengemasan bahan makanan.
Selain itu, bahan makanan yang dikirim juga tergolong nggak segar. Kalau terjadi seperti ini, jangan segan untuk minta retur produk kepada pemasok kamu agar diganti dengan bahan makanan yang lebih baik dan masih segar.
Sampah makanan juga dapat bersumber dari porsi berlebih yang disajikan kepada para pelanggan kamu.
Terkadang, kamu perlu mengurangi bahan makanan dalam beberapa menu tertentu. Mungkin juga bahan makanan yang dipakai terlalu banyak sehingga nggak sesuai dengan keinginan pelanggan dan pada akhirnya nggak dihabiskan oleh pelanggan kamu.
Terkadang, ada saja pelanggan yang nggak ingin ada bahan makanan tertentu di menu makanannya. Hal ini bisa saja disebabkan karena ketidaksukaannya atau memang dianggap terlalu mengenyangkan bila bahan makanan tersebut ditambahkan ke makanannya.
Untuk itu, kamu bisa memberikan pilihan yang customizable untuk pelanggan kamu. Misalnya, ketika mereka memesan steak, kamu bisa menanyakan apakah ingin sayurannya lengkap atau nggak, dan apakah ingin sausnya berjumlah banyak atau nggak.
Mengurangi sampah makanan nggak butuh slogan atau sekadar gaya-gayaan. Butuh aksi nyata dan cara-cara yang tepat dan terukur sehingga restoran kamu dapat mengurangi hingga bahkan mengendalikan tingkat sampah makanan yang dihasilkan. Semua ini demi mengurangi dampaknya yang negatif terhadap lingkungan dan juga mengurangi beban finansial restoran kamu.