Dalam menikmati suatu sajian makanan, seorang pelanggan tentu menggunakan dua inderanya dalam menilai kualitas sebuah sajian: Indera pengecap dan penglihatan. Menggunakan indera pengecap berarti merasakan setiap aspek cita rasa dalam sajian tersebut. Sementara itu, menggunakan indera penglihatan berarti menilai sajian makanan dari sisi visual dan presentasi ketika hadir di depan mata. Oleh karenanya, makanan nggak boleh hanya sekadar enak, melainkan juga harus punya presentasi yang sedap dilihat oleh mata.
Untuk itu, kamu harus memahami dan menerapkan food plating yang tepat untuk restoran kamu.
Dalam pembahasan kali ini, kamu akan melihat:
- Bagaimana krusialnya food plating untuk pelanggan
- 3 teknik food plating paling populer di restoran
Food plating adalah tentang memberikan first impression yang baik dan positif terhadap pelanggan yang akan menikmati pesanannya.
Ketika yang tersaji di depannya adalah presentasi makanan yang dengan penataan yang rapi, cantik, dan terkonsep, maka sajian tersebut sangat mungkin untuk bikin pelanggan tergoda dan lebih ngiler, nggak sabar untuk menikmatinya.
Alhasil, pelanggan pun akan beropini bahwa restoran kamu benar-benar menyajikan presentasi makanannya dengan detil dan penuh perhatian dan secara ilmiah, akan merasa bahwa makanan tersebut lebih nikmat dan lezat.
Di sisi lain, kita sudah berada di era media sosial, di mana kamu setiap orang bisa membagikan berbagai hal cantik dan menggoda untuk orang lain. Akibatnya, presentasi makanan yang cantik dan tertata dengan rapi menjadi satu aturan tak tertulis untuk diterapkan di setiap restoran.
Hal ini demi menarik lebih banyak perhatian khalayak ramai di media sosial. Apalagi, ketika suatu restoran jadi bahan obrolan di media sosial, banyak orang pun jadi lebih tertarik untuk mencoba restoran tersebut.
Maka dari itu, kamu perlu mempelajari beberapa teknik food plating Apa saja teknik food plating yang umum diterapkan?
Dalam menggunakan teknik classic plating, kamu harus melihat piring tempat kamu akan menata makanan sebagai sebuah jam dinding. Penataan pun dilakukan secara sederhana, yakni searah jarum jam. Kamu bisa melakukan penataan makanan dengan meletakkan makanan yang di-highlight di bagian bawah, saus di bagian kiri atas, dan sayuran atau makanan pendamping di bagian kanan atas.
Kalau kamu ingin memberikan sedikit height, kamu bisa meletakkan bahan atau elemen lain di atas makanan yang di-highlight. Kamu juga bisa menaburkan garnishes atau topping kecil di sekitar piring atau di atas makanan.
Landscape plating bisa disebut sebagai pendekatan atau teknik food plating yang sedikit lebih modern bila dibandingkan dengan classic plating. Sesuai namanya, teknik landscape plating terinspirasi dari penataan landscape garden atau lanskap hijau.
Teknik plating ini berfokus pada penataan makanan di sepanjang piring penyajian. Artinya, setiap elemen makanan akan disajikan secara bersebelahan atau bersandaran satu sama lain. Nggak ada elemen atau bahan yang ditumpuk di dalam penyajian ini.
Teknik free form plating adalah teknik yang sangat populer, terlebih lagi karena sering digunakan dalam restoran fine dining. Untuk menerapkan teknik ini, seorang chef harus melihat piring tempat penyajian sebagai kanvas lukis dan menempatkan dirinya sebagai seorang pelukis yang akan melukis di atas kanvas tersebut.
Umumnya, free form plating melibatkan pergerakan seperti splashes, swirls, splatters, hingga penetesan saus secara bebas. Alhasil presentasi makanan pun akan terlihat seperti sebuah lukisan kontemporer yang begitu modern dan abstrak. Meski terkesan random dan berantakan, sejatinya free form plating perlu dipikirkan secara matang.
Food plating ibarat kunci untuk membuka gerbang bagi seorang pelanggan untuk masuk lebih dalam ke sajian makanan yang akan dicicipinya. Ketika food plating berhasil, maka seorang pelanggan nggak akan segan-segan untuk menikmatinya, memasuki dan memahami setiap suapan dari sajian yang dinikmatinya dengan lebih mendalam.