Tromates, apa kalian tahu kalau tanggal 2 Juli di minggu lalu adalah Hari Kelautan Nasional?
Untuk memperingati Hari Kelautan Nasional, maka nggak afdol rasanya kalau kita nggak membahas berbagai kuliner makanan laut alias seafood. Kali ini, makanan laut yang dibicarakan nggak sembarangan, karena berbagai kuliner seafood ini hanya bisa kamu temukan di Indonesia!
Anggau merupakan salah satu jenis kepiting yang hidup di sekitar Kepulauan Mentawai. Hewan ini merupakan hewan endemik dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Sumatra, khususnya di Kepulauan Mentawai itu sendiri. Anggau merupakan hewan yang unik dari segi penampilan karena memiliki cangkang berwarna ungu, badan berwarna hitam, dan kaki dan capit berwarna agak kemerahan. Anggau bisa dengan mudah didapatkan ketika sedang musimnya, yaitu antara bulan Agustus dan September.
Anggau biasanya dimasak dengan menggunakan bumbu yang sederhana. Hewan ini juga nggak jarang dimasak dengan cara direbus saja. Meski dimasak dengan cara yang sederhana, anggau tetap mampu menunjukkan rasa gurihnya yang khas.
Cakalang fufu adalah kuliner khas Sulawesi Utara yang menggunakan ikan cakalang sebagai bahan utamanya. Kuliner ini diberi nama cakalang fufu karena dalam bahasa Manado, fufu memiliki arti dipanggang atau diasap.
Proses pembuatan dari cakalang fufu ini, sesuai namanya, adalah dengan dipanggang atau diasap. Sebelum dipanggang, sisik dan jeroan dari ikan cakalang akan dibuang terlebih dahulu. Selanjutnya, ikan cakalang dibumbui dengan bumbu sederhana, seperti bubuk soda, garam, dan rempah lainnya lalu kemudian dijepitkan ke dalam penjepit bambu untuk dipanggang. Ikan pun dipanggang hingga warnanya agak kemerahan dan memiliki tekstur yang empuk dan kering. Rasanya pun jadi gurih dan cukup smoky. Disantap bersama nasi yang hangat dan sambal dabu-dabu, cakalang fufu terasa makin mantap!
Kalau Jepang punya sashimi, Ternate pun punya! Namannya adalah gohu. Nggak mengherankan bila gohu disebut sebagai sashiminya Ternate, sebab penampilannya yang memang sebelas dua belas dengan kuliner khas Jepang yang tersaji mentah tersebut. Gohu sendiri memiliki arti mengunyah sesuatu yang mentah.
Gohu dibuat dengan menggunakan dua jenis ikan, yaitu ikan tuna dan ikan cakalang. Pembuatannya pun cukup sederhana. Daging ikan yang telah dibersihkan kemudian dilumuri jeruk limau dan garam untuk menghilangkan bau amisnya. Selanjutnya, ditambahkan bumbu-bumbu seperti cabai rawit, bawang merah, kenari, dan daun kemangi. Alhasil, rasa gohu ikan pun punya rasa yang segar, asam dan pedas! Manis pun sedikit terasa dari daging ikannya.
Hambae nititi sejatinya merupakan abon yang dibuat dengan bahan dasar kepiting. Hal ini tergolong menarik sebab pada umumnya, abon dibuat dengan bahan dasar ayam atau sapi.
Hambae nititi, yang berasal dari Kepulauan Hinako, sebelah barat Pulau Nias, biasanya dimasak dengan campuran kelapa parut. Kedua bahan ini kemudian dimasak hingga menyatu. Ketika disantap, rasa gurih yang dominan begitu terasa. Nggak hanya bisa disantap langsung, hambae nititi pun bisa dijajakan sebagai oleh-oleh karena daya tahannya yang cukup lama.
Sotong pangkong adalah kuliner khas Pontianak yang biasanya banyak dijual ketika bulan ramadhan. Kuliner ini sering jadi pilihan masyarakat Pontianak untuk berbuka puasa.
Salah satu ciri khas dari sotong pangkong adalah cara pembuatannya. Berbeda dari cara pembuatan sotong yang kebanyakan digoreng atau ditumis, sotong pangkong diolah dengan cara dipanggang. Menariknya, sotong yang akan dipanggang terlebih dahulu dipukul dengan palu atau logam. Nggak heran kalau kuliner ini diberi nama pangkong yang punya arti palu.
Rendang lokan adalah salah satu variasi dari kuliner rendang yang kelezatannya sudah begitu tersohor. Rendang lokan menggunakan lokan, yaitu sejenis kerang muara. Kuliner ini merupakan kuliner khas Sumatera Barat, tepatnya di daerah Inderapura, dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Inderapura.
Rasa dari kuliner ini terkenal gurih dan pedas. Selain itu, kamu bisa mendapati rasa manis khas kerang yang begitu nikmat. Salah satu hal yang menarik dari rendang lokan adalah penggunaan kelapa yang lebih banyak dan nggak menggunakan ketumbar sama sekali.
Yang terakhir, kita punya masam jing! Kuliner yang satu ini berasal dari daerah Gayo, Aceh, dan memanfaatkan ikan mujair sebagai bahan utamanya. Kuliner ini tergolong sangat berbeda dengan masakan Gayo yang nggak menggunakan beragam rempah yang rumit.
Untuk memasak masam jing, selain rempah-rempah seperti cabai, kunyit, dan tomat ceri, ada beberapa bahan pembeda yang membuat kuliner ini tergolong khas, seperti daun gegarang (yang mirip daun kemangi), jeruk sayur yang punya asam yang cenderung nggak tajam, dan empan (sejenis buah merica). Alhasil, cita rasanya pun begitu kompleks dan bervariasi. Rasa pedas menggelegar bercampur dengan asam dari jeruk sayur, gurih dari berbagai rempah, dan manis dari daging ikan mujair. Hmm.. sedapnya!
Kekayaan laut Indonesia memang betul-betul luar biasa ya, tromates! Saking kayanya, Indonesia bahkan sampai memiliki berbagai hewan laut yang nggak dimiliki negara lain dan bahkan diolah menjadi kuliner seafood yang khas dan nikmatnya juara!