Dengan banyaknya tanggung jawab yang mesti diemban, mengelola restoranmu sendirian sama saja dengan bunuh diri. Seberapapun kamu menyukai pekerjaanmu sebagai pemilik restoran, pada akhirnya kamu akan bikin dirimu sendiri menderita dan penderitaan itu hadir dalam bentuk burnout.
Untuk itu, perlu langkah-langkah yang tepat agar kamu nggak mengalami burnout yang bisa membuat performamu menurun dan kacau. Seperti apa?
Sama seperti mengelola jenis usaha lainnya, kamu akan membutuhkan sistem yang baik dan kokoh.
Sistem ini diperlukan untuk memperjelas bagaimana suatu restoran akan berjalan, mulai dari operasional, keuangan, sampai dengan pegawai.
Lalu, apa saja sistem-sistem yang diperlukan? Kamu akan membutuhkan sistem seperti sistem akuntansi, sistem absensi, sampai dengan sistem kasir tersendiri untuk mengelola berbagai hal tadi.
Sistem yang kokoh nggak akan lengkap tanpa tools yang baik, yakni teknologi itu sendiri.
Kalau kamu, misalnya, sudah memiliki sistem akuntansi, kamu mesti menyediakan tools berupa aplikasi akuntansi tersendiri. Kalau kamu sudah punya gambaran lengkap mengenai sistem kasir, kamu perlu aplikasi POS tersendiri.
Teknologi ini bukan hanya tools untuk memperkuat sistem saja, tetapi juga untuk membantumu melaksanakan tugas-tugas rutin. Kalau pekerjaan rutin seperti menghitung uang, mencatat pesanan, sampai absensi kamu lakukan secara manual, kamu niscaya akan lelah setiap harinya.
Melatih pegawai memang cenderung melelahkan, tapi kamu bisa anggap ini sebagai investasi jangka panjang.
Pasalnya, dengan pegawai yang sudah terlatih dan mampu menjalankan operasional restoranmu secara harian, kamu nggak perlu pusing untuk mengelola restoran dan seluruh aspeknya semuanya sendirian.
Dalam proses pelatihan ini, kamu mesti menyediakan proses onboarding yang menyeluruh agar pegawaimu merasa terbiasa dan betah dengan tempat kerjanya, memberikan pelatihan sesuai job description-nya, sampai evaluasi latihan agar mereka bisa memperbaiki performa mereka ke depannya.
Membebani dirimu sendiri dengan seluruh tanggung jawab dan pekerjaan di tempat usahamu sama saja dengan bunuh diri. Artinya, kamu perlahan akan membuat dirimu sendiri kelelahan dan kesulitan untuk menangani restoranmu. Ujung-ujungnya, operasional akan berantakan dan restoranmu akan tutup.
Oleh karenanya, selalu pertimbangkan untuk berikan sebagian tugas dan tanggung jawab ke pegawai lain. Cari orang yang benar-benar ahli dalam tugas yang ingin kamu delegasikan kepadanya.
Alhasil, kamu nggak perlu pusing lagi soal sebagian tugas di restoranmu. Kamu cukup mengemban peran untuk melatih mereka dan selalu berada di samping mereka ketika mereka butuh masukan dan bantuan.
Terlepas semua tips di atas, terlepas semua tindakan yang sudah kamu lakukan untuk meringankan atau mempermudah pekerjaanmu sebagai pemilik usaha restoran, ada saatnya kamu perlu berhenti dan istirahat sejenak dari manajemen restoranmu.
Dengan berhenti sejenak, kamu bisa mengambil waktu untuk mencari inspirasi, menyegarkan isi kepala dan hati, sekaligus memberikan waktu untuk para pegawaimu untuk melakukan yang sama. Burnout bisa diminimalisir dan kamu bisa kembali mengelola restoran dengan kondisi yang lebih positif.
Burnout memang menjadi salah satu bagian dari pekerjaan saat mengelola restoranmu. Meski begitu, jangan sampai kondisi ini kamu biarkan dan kamu jadikan kebiasaaan.
Lewat 5 langkah sederhana di atas, kamu bisa mengurangi burnout dan mengelola restoranmu dengan lebih jitu!