Menjalankan bisnis restoran membutuhkan kerja sama, ketekunan, dan ketelitian yang menyeluruh atas setiap aspek bisnisnya. Kamu perlu mengukur dan menghitung kinerja bisnis kamu agar kamu mengetahui bagaimana performa bisnis restoran kamu selama ini. Tapi, gimana sih caranya?
Gunakanlah KPI!
Untuk mengukur performa suatu bisnis, diperlukan standar penilaian yang disebut sebagai KPI atau Key Performance Indicator. Tujuan standar ini adalah untuk memberikan penilaian dan evaluasi terhadap performa bisnis yang kamu jalankan.
Kehadiran KPI membantu kamu untuk mengetahui mana aspek bisnis yang berjalan baik dan efektif dan mana yang memerlukan peningkatan performa. Hasil KPI adalah dasar dan landasan yang tepat untuk mengambil keputusan terkait kebijakan dan metode yang perlu diterapkan demi meningkatkan performa bisnis restoran kamu.
KPI harus diterapkan secara spesifik ke berbagai aspek yang ada di bisnis kamu. Untuk itu, kamu perlu menyesuaikan setiap KPI untuk setiap jenis bisnis. Dalam mengukur performa bisnis restoran, ada beberapa KPI yang perlu kamu terapkan.
KPI restoran yang pertama disebut sebagai spend per head. KPI ini digunakan untuk mengukur rata-rata spending atau pengeluaran seorang pelanggan setiap kali datang ke restoran kamu. KPI ini membantu kamu untuk mengetahui kapan seorang pelanggan melakukan spending terbesar. Dari sini, kamu jadi bisa mengatur strategi untuk meningkatkan spending di waktu yang minim pengeluaran. Untuk mengukurnya, cukup bagi total pendapatan di hari tersebut dengan jumlah pelanggan.
KPI yang satu ini membantu kamu mengukur rata-rata keterisian tempat duduk di restoran kamu. KPI ini membuat kamu jadi tahu seberapa optimaldan efektifnya pemanfaatan meja dan kursi di restoran. Jika hasil dari KPI ini rendah, maka kamu bisa mempertimbangkan untuk mengurangi kapasitas meja dan kursi di restoran kamu. Untuk menghitung KPI ini, cukup bagikan jumlah seating yang terisi dengan total seating yang tersedia di restoran kamu.
KPI ini diukur dengan cara membagi jumlah penjualan dari seorang kasir dengan jumlah pelanggan yang dilayani olehnya. Kamu jadi bisa mengetahui mana kasir yang menghasilkan lebih banyak penjualan.
Sampah makanan jadi isu yang banyak diperbincangkan di era modern ini. Restoran kamu pun nggak boleh luput memperhatikan aspek ini. Untuk mengukurnya, kamu tinggal membagikan berat makanan yang terbuang dengan total makanan yang dibeli di restoran kamu. Dengan begitu, kamu bisa mengambil keputusan terbaik untuk meminimalisir masalah sampah makanan di restoran kamu.
Rasa-rasanya, KPI yang satu ini sudah sering kamu dengar, kan?
Cost of goods sold adalah standar untuk mengukur seberapa banyak pengeluaran restoran untuk membeli bahan baku restoran. Dengan mengetahui cost of goods sold, kamu jadi bisa menentukan proses perencanaan dan mengambil keputusan soal pembelian bahan baku dan keperluan restoran kamu ke depannya.
Cara menghitungnya simpel, kamu cukup menambahkan persediaan bahan baku awal dengan pembelian yang kamu lakukan selama periode tertentu, lalu menguranginya dengan persediaan bahan baku akhir.
KPI yang satu ini berfungsi untuk menghitung berapa banyak pelanggan yang dilayani atau dibantu oleh seorang pelayan selama jam kerjanya. Dengan mengetahui hasil dari rasio ini, kamu jadi bisa menghitung efisiensi seorang pelayan dalam melayani para pelanggan di restoran kamu. Cara menghitungnya, kamu cukup membagikan jumlah pelanggan yang dilayani seorang pelayan dengan jam kerjanya.
Kalau KPI yang satu ini, tentunya seringkali kau dengar, kan? Gross profit didapat setelah restoran kamu mengurangi total penjualan yang diperolehnya dengan cost of goods sold. Gross profit juga umum dikenal sebagai pendapatan kotor suatu restoran dan belum dikurangi oleh keperluan lain, seperti biaya tenaga kerja, gedung, peralatan, dan pajak.
Prime cost ratio membantu kamu untuk menghitung total biaya produksi dari restoran kamu. Dari sini, kamu jadi bisa menentukan harga jual terkecil untuk sebuah menu. Untuk menghitung rasio yang satu ini, jumlah biaya pekerja dengan cost of goods sold lalu dibagi dengan jumlah penjualan restoran kamu.
Rasio dari biaya pekerja atau labor cost ratio adalah standar untuk mengukur biaya yang kamu keluarkan untuk para staf restoran kamu, mulai dari biaya gaji, pajak, asuransi, hingga jaminan sosial mereka. Rasio ini dihitung dengan membagi biaya yang kamu keluarkan untuk para staf restoran kamu dengan total penjualan yang dihasilkan
KPI terakhir adalah employee turnover rate yang membantu mengukur jumlah staf restoran yang keluar selama periode tertentu. Jika ada banyak staf restoran yang keluar dalam kurun waktu tertentu, hal tersebut menandakan bahwa mereka tidak puas terhadap tempat kerja mereka.
Dengan mengetahui employee turnover rate, diharapkan kamu sebagai pemilik restoran dapat mengambil kebijakan terbaik untuk dapat mempertahankan staf restoran kamu dan membuat mereka tetap puas dan senang bekerja di sana. Untuk, mengukur employee turnover rate, dapat dilakukan dengan membagi jumlah karyawan yang keluar dalam periode tertentu dengan jumlah karyawan yang masih bekerja dalam periode tersebut.
10 KPI di atas diharapkan bisa jadi panduan kamu dalam menilai, mengevaluasi, dan mengambil keputusan dan kebijakan terbaik demi mendongkrak performa bisnis restoran kamu di masa depan. Performa bisnis yang meningkat berarti kamu berpotensi untuk memberikan kepuasan yang lebih bagi para pelanggan kamu.